Rabu, 13 Juli 2011

MOZAIK

Jika suatu hari nanti aku tak kuat lagi
Lalu kupilih untuk pejamkan mata ini
Kumohon jangan salahkan aku lagi
Karna sudah bukan saatnya

Ketika nanti sudah tak ada cinta memihakku
Bangunlah..
Semoga kau mengerti
Bahwa cinta ini tak bisa kulukiskan
Tapi ia begitu indah
Percayalah

Dan apabila murkamu melemparkanku pada api
Aku tak tahu harus bagaimana
Ia menjebakku
Membungkam mulutku
Walau sebenarnya aku ingin bicara, bahkan teriak

Bila saatnya nanti aku tak jua mengalah
Tolong pahami aku
Aku ini lemah
Tapi kekuatan cinta ini memaksaku bodoh
Bahkan pada titik terbodoh manusia yang pernah kau temui
Pergilah..jika kau lebih baik tanpa adanya aku..

Rabu, 06 Juli 2011

PUISI UNTUK SEBUAH KETULUSAN

PUISI UNTUK SEBUAH KETULUSAN
Oleh : Siti Annisa Mardotillah _07072011_

Kala senyap menyergap
aku sendiri..
teringat sebuah senyum kecil
yang sering menyemangati
tapi sering pula aku merusaknya

Tiba-tiba aku teringat sosok itu
Sosok yang sering aku repotkan
Yang selalu aku keluhkan
Tapi ia tak benci padaku karena ulahku itu
Ia bahkan ada saat aku memanggilnya
Ia menguatkan saat aku lemah

Kala jalan ini telah ku susuri
Aku teringat ia..
Masih tersenyum untukku
Bahkan saat aku hendak meninggalkannya
Mencari kehidupan baru
Ia tetap berdiri disitu
Siap siaga jika jika aku kembali lagi, membutuhkan bantuannya..
Oh mulia betul ia..
Tak pernah mengeluh
Ikhlas
Tulus
Tak harap pamrih

Saat ini, tak ada tempat untukku bercerita
Karna aku telah beda
Bukan aku yang kecil dulu
Aku malu bersandar lagi padanya
Padahal ia ada, mau jika bahunya aku sandari
Tapi.. tak ingin rasanya aku mengganggu pikirannya
Ia sudah cukup lelah dengan ulahku dulu..
Sekarang aku ingin tegar
Walau cobaan yang aku tanggung sangat dan sungguh menguras air mataku

Ia..
Sosok itu..
Tak kan terganti..
Senyum itu..mempesona
Senyum itu..menyemangati
Senyum itu..mengasihi
Karena itu senyummu,  wahai Ibu..!!!