PUISI UNTUK SEBUAH KETULUSAN
Kala senyap menyergap
aku sendiri..
teringat sebuah senyum kecil
yang sering menyemangati
tapi sering pula aku merusaknya
Tiba-tiba aku teringat sosok itu
Sosok yang sering aku repotkan
Yang selalu aku keluhkan
Tapi ia tak benci padaku karena ulahku itu
Ia bahkan ada saat aku memanggilnya
Ia menguatkan saat aku lemah
Kala jalan ini telah ku susuri
Aku teringat ia..
Masih tersenyum untukku
Bahkan saat aku hendak meninggalkannya
Mencari kehidupan baru
Ia tetap berdiri disitu
Siap siaga jika jika aku kembali lagi, membutuhkan bantuannya..
Oh mulia betul ia..
Tak pernah mengeluh
Ikhlas
Tulus
Tak harap pamrih
Saat ini, tak ada tempat untukku bercerita
Karna aku telah beda
Bukan aku yang kecil dulu
Aku malu bersandar lagi padanya
Padahal ia ada, mau jika bahunya aku sandari
Tapi.. tak ingin rasanya aku mengganggu pikirannya
Ia sudah cukup lelah dengan ulahku dulu..
Sekarang aku ingin tegar
Walau cobaan yang aku tanggung sangat dan sungguh menguras air mataku
Ia..
Sosok itu..
Tak kan terganti..
Senyum itu..mempesona
Senyum itu..menyemangati
Senyum itu..mengasihi
Karena itu senyummu, wahai Ibu..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar